đ Ikan Yang Baik Digunakan Untuk Pembuatan Stock Adalah
2 Roasting pan. Roasting pan merupakan p eralatan yang digunakan untuk mencoklatkan tulang yang akan digunakan dalam pembuatan kaldu coklat/ brown stock. Peralatan ini sebenarnya tidak harus ada jika hanya untuk membuat kaldu di rumah, akan tetapi lebih baik lagi kalau misalkan alat ini tersedia. solusi ketika kita ingin membuat kaldu coklat tapi tidak mempunyai alat ini, dapat menggunakan
PengertianStock (Kaldu) Kaldu (Stock) adalah cairan yang didapat dari hasil perebusan tulang, daging, unggas, ikan, sayur-sayuran dan bahan-bahan pemberi rasa dan aroma. Tulang yang biasa digunakan untuk membuat kaldu (stock) berasal dari tulang sapi, tulang ayam, dan tulang ikan. 2. Macam-macam Kaldu. a.
Pakanikan lele berupa pakan alami dan buatan. Pakan alami seperti cacing, kutu-kutu air, jentik-jentik (larva), dan siput kecil. Lele termasuk jenis karnivora (pemakan daging), pakan buatan yang baik adalah yang banyak mengandung protein hewani. Lele hidup dengan baik di dataran rendah sampai daerah perbukitan yang tidak terlalu tinggi.
2 Kaldu coklat (brown stock) Kaldu coklat adalah cairan yang dihasilkan dari rebusan tulang dan aromatik sayuran yang sebelumnya dimasak dahulu sampai berwarna coklat dalam waktu tertentu. Cara membuat bahan supaya menjadi coklat warnanya dapat menggunakan alat oven dan selanjutnya diolah pada panci kaldu (stock pot) untuk mendapatkan warna
seringdigunakan untuk pembuatan sosis adalah ikan tengiri. Pada dasarnya, hampir semua jenis ikan dapat dimanfaatkan untuk membuat sosis, seperti ikan tuna, ikan lemuru, ikan tongkol dan ikan remang. dengan hasil yang berkulitas baik . Sosis ikan yang bermutu tinggi dapat diperoleh dari penanganan bahan baku yang baik hingga ke pemasaran
kan khususnya ikan-ikan yang bernilai niaga, seperti tuna dan cakalang. Salah satu informasi biologi yang penting adalah me-ngenai stok atau populasi ikan yang terdapat di suatu perairan tertentu. Pengetahuan mengenai stok suatu jenis ikan sangat diperlukan untuk pengelolaan-nya, terutama untuk menjaga keseimbangan
Berikuturaiannya. Baca juga: Mengenal 9 Jenis Pempek Palembang, Bukan Cuma Kapal Selam. 1. Ikan belida. Ikan belida bisa dibilang sebagai ikan sungai terbaik yang cocok untuk membuat pempek. Konon, masyarakat Palembang pun menggunakan ikan ini untuk membuat pempek. Sayangnya, ikan belida cukup langka, harganya pun terbilang mahal.
Kaldu(Stock) adalah "cairan yang didapat dari perebusan tulang atau daging, unggas, ikan, sayur-sayuran, dan bahan-bahan pemberi rasa dan aroma", ada juga yang mengartikan bahwa kaldu (Stock) adalah tulang atau daging yang dimasak dalam waktu tertentu dengan menggunakan sayuran sebagai penambah aromanya (bouquette garni), disaring, dan digunakan sebagai dasar sup, saus, juga ditambahkan
Kecapdapat dibuat dari ikan-ikan ekonomis atau non ekonomis, isi perut atau dari berbagai macam jenis kerang-kerangan misalnya kupang. Cara pembuatan kecap ikan tidak selalu sama. Masing-masing mempunyai cara tersendiri tergantung selera, kebiasaan serta ketrampilan si pembuat. Oleh karena itu kualitas produk yang dihasilkan juga berbeda-beda.
. Permasalahan utama yang dihadapi mitra petani ikan nila di Desa Coppo tompong, Pangkep adalah biaya operasional pakan komersial tinggi, padahal pakan pellet komersial merupakan input produksi budidaya yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan ikan. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani mitra adalah pembuatan pakan sederhana dengan memanfaatkan bahan baku yang ada di lingkungan sekitar petani. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam memproduksi pakan buatan murah. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri atas penyuluhan non teknis, penyuluhan teknis, kegiatan demonstrasi/praktik dan pendampingan. Kegiatan penyuluhan non teknis dilakukan untuk membuka wawasan kelompok tani tentang pentingnya pemberian pakan pada pemelihara ikan nila. Selain itu juga diharapkan peningkatan motivasi kerja serta pentingnya menumbuh-kembangkan minat berwirausahaan. Penyuluhan teknis terdiri atas pemilihan bahan baku pakan; menghitung kebutuhan bahan baku; penepungan; penimbangan; pencampuran pakan; pelleting pakan; penjemuran pakan; dan uji pakan secara fisik, kimia dan biologi. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa petani dapat menerima inovasi, mampu mempersiapkan bahan baku beserta sarana pendukung pembuatan pakan dan mampu melakukan pembuatan pakan murah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 P-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 E-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri⊠1 Available at PRODUKSI PAKAN MANDIRI UNTUK BUDIDAYA IKAN NILA DI KABUPATEN PANGKEP Producing Fish Feed Locally for Tilapia Cultivation in Pangkep Regency Amrullah1, Mohammad Adnan Baiduri2, Wahidah3 Jurusan Perikanan Budidaya, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan, Pangkajene Kepulauan, Jl. Poros Makasar-Pare Km 83, Pangkep, Sulawesi Selatan Koresponden author Amrullah ulla_285 ABSTRAK Permasalahan utama yang dihadapi mitra petani ikan nila di Desa Coppo tompong, Pangkep adalah biaya operasional pakan komersial tinggi, padahal pakan pellet komersial merupakan input produksi budidaya yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan ikan. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani mitra adalah pembuatan pakan sederhana dengan memanfaatkan bahan baku yang ada di lingkungan sekitar petani. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam memproduksi pakan buatan murah. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri atas penyuluhan non teknis, penyuluhan teknis, kegiatan demonstrasi/praktik dan pendampingan. Kegiatan penyuluhan non teknis dilakukan untuk membuka wawasan kelompok tani tentang pentingnya pemberian pakan pada pemelihara ikan nila. Selain itu juga diharapkan peningkatan motivasi kerja serta pentingnya menumbuh-kembangkan minat berwirausahaan. Penyuluhan teknis terdiri atas pemilihan bahan baku pakan; menghitung kebutuhan bahan baku; penepungan; penimbangan; pencampuran pakan; pelleting pakan; penjemuran pakan; dan uji pakan secara fisik, kimia dan biologi. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa petani dapat menerima inovasi, mampu mempersiapkan bahan baku beserta sarana pendukung pembuatan pakan dan mampu melakukan pembuatan pakan murah. Kata kunci Pakan murah, ikan nila, Desa Coppo Tompong, Pangkep ABSTRACT Nile tilapia culture has been widely performed by many local farmers in Coppo Tompong village, Pangkep regency. However, most of their operational costs are allocated to provide fish diet. Consequently, the income of the local farmers from their own fish cultivation cannot be maximised. Therefore, an alternative low cost fish diet is required by formulating low cost locally ingredient for fish diet. The aim of this community engagement program was to improve the understanding and skills of local farmers in producing inexpensive fish meal. This program consisted of non-technical counselling, technical counselling, demonstration or practice activities and mentoring. Non-technical counselling was conducted to improve the knowledge of the local farmers related to the importance of feeding on farming Tilapia. Furthermore, it was also expected to increase the work motivation and entrepreneurship among local farmers. Technical counselling consisted of the selection of feed ingredients, calculated raw material requirement, milling, weighing, mixing, pelleting, and drying of feed. Physical, chemical, and biological tests of the formulated feed were conducted to evaluate the quality of formulated feed. In conclusion, farmers are able to apply the knowledge and skills, particularly in preparing raw materials and equipment for producing more affordable fish diet for aquaculture. Keywords Low-cost fish feed, Tilapia, Coppo Tompong Village, Pangkep JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 P-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 E-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri⊠2 Available at 1. PENDAHULUAN Ikan nila Oreochromis niloticus merupakan jenis ikan konsumsi yang dapat hidup di semua perairan, baik di perairan tawar, payau maupun laut. Teknologi budidaya ikan nila relatif mudah diserap dan diterapkan oleh masyarakat. Memiliki pasar yang luas, mulai dari pasar lokal hingga pasar ekspor dalam bentuk fillet, dapat diusahakan pada skala rumah tangga/usaha kecil, dan mampu menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu budidaya ikan nila dapat menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat. Kabupaten Pangkajene Kepulauan Pangkep adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Terdiri atas 9 kecamatan, salah satu diantaranya adalah Kecamatan Mandalle dan Desa Coppo Tompong merupakan satu dari enam desa yang ada di Kecamatan Mandalle. Desa Coppo Tompong dan secara umum Kecamatan Mandalle di dominasi oleh persawahan dan tambak. Jumlah penduduk Desa Coppo Tompong pada tahun 2013 sebanyak jiwa, dengan tingkat rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,4%, penyebaran penduduk 397 jiwa per km2 persegi dan luas wilayah ± 5,323 km2. Budidaya ikan air tawar, terutama ikan nila merupakan salah satu kegiatan penting masyarakat di Kecamatan Mandalle terutama di Compo Toppong. Petani ikan nila yang menjadi mitra pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat PKM melakukan budidaya ikan nila masih pada skala ektensif. Permasalahan utama yang dihadapi mitra adalah biaya operasional pakan komersial tinggi. Pakan pellet komersial memiliki harga yang mahal padahal pakan merupakan input produksi budidaya yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan dan komponen biaya yang paling besar dalam kegiatan budidaya dengan kisaran 60-85% Suprayudi 2010. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani mitra adalah pembuatan pakan sederhana dengan memanfaatkan bahan baku yang ada di lingkungan petani. Produksi pakan murah oleh mitra akan menekan biaya operasional, tetapi kualitas pakan yang dihasilkan kualitas nutrisi yang baik. Bahan pakan yang digunakan mengandung protein tepung ikan, tepung kepala udang, karbohidrat tepung bungkil kedelai, mineral tepung tulang dan vitamin premix. Vitamin merupakan bahan organik yang penting untuk pertumbuhan, kesehatan, reproduksi dan pemeliharaan Halver and Hardy 2002. Bahan untuk pakan ikan ini merupakan bahan alternatif yang tidak memiliki nilai ekonomis, namun memiliki kualitas gizi yang baik sehingga dapat menekan biaya produksi. Tahapan yang akan dilakukan dalam pembuatan pakan murah adalah a memilih bahan baku pakan ikan, b menghitung kebutuhan bahan baku pakan yang sesuai dengan kebutuhan ikan, c melakukan penepungan, penimbangan, dan pencampuran pakan ikan d melakukan pelleting pakan, e melakukan uji pakan secara fisik, kimia dan biologis. Penyuluhan dilakukan untuk menjelaskan pentingnya pakan untuk pemeliharaan ikan, teknik penyimpanan pakan dan pemeriksaan kualitas pakan secara fisik, jenis pakan dan metode pemberian pakan. Tujuan JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 P-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 E-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri⊠3 Available at pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam memproduksi pakan buatan ikan murah dengan kandungan protein minimal 20%. 2. METODE PELAKSANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi dan pemecahan masalah yang telah direncanakan, maka tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyuluhan non teknis, penyuluhan teknis, kegiatan demonstrasi/praktik dan pendampingan. Penyuluhan non teknis bertujuan untuk meningkatkan minat kewirausahaan masyarakat dan sikap terbuka petani untuk mengadopsi teknologi pembuatan pakan murah pada budidaya ikan nila. Penyuluhan teknis ini akan dilaksanakan untuk melakukan transfer teknologi pembuatan pakan murah kepada petani ikan nila sebagai masalah utama. Selanjutnya dilakukan kegiatan demonstrasi/praktek untuk meningkatkan keterampilan petani mitra maupun bukan mitra di Desa Coppo Tompong. Demonstrasi dan praktek produksi pakan murah akan melibatkan petani secara langsung, meliputi pemilihan bahan baku pakan, penepungan, penghitungan gizi, pembuatan ramuan pakan, pelleting, penjemuran pakan dan pengujian pakan. Pendampingan Setelah penyuluhan, demonstrasi dan praktik, maka akan dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan pada petani mitra pada semua tahapan dalam kegiatan budidaya ikan nila. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyuluhan Non Teknis Kegiatan penyuluhan telah dilakukan, penyuluhan non teknis dilakukan untuk membuka wawasan kelompok tani tentang pentingnya pemberian pakan pada pemelihara ikan nila. Secara umum petani di wilayah Desa Coppotompong dan masih memiliki banyak lahan disekitar rumah petani yang kurang produktif untuk dijadikan kolam ikan. Hal ini menjadi topik utama penyuluhan untuk melakukan diversifikasi usaha dan dapat dilakukan oleh kaum ibu maupun anak petani tanpa mengganggu kegiatan utama sebelumnya sebagai petani sawah. Dengan demikian maka keikutsertaan ibu-ibu petani dapat lebih produktif. Selain itu juga diharapkan peningkatan motivasi kerja serta pentingnya menumbuh-kembangkan minat berwirausahaan. Dijelaskan pula potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, potensi pasar ikan nila dan keuntungan yang dapat diperoleh serta keberlanjutan usaha. Kebutuhan Nutrisi dan Pemilihan Bahan Baku Pakan Beberapa persyaratan yang harus terpenuhi dalam pemilihan bahan baku untuk pembuatan pakan pellet ikan nila menurut Wilson 2002, diantaranya adalah 1 Bahan baku pakan merupakan bahan alternatif atau limbah dari bahan makanan manusia, diantaranya jagung, dedak halus, bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, hijauan, tepung ikan dan tepung tulang, 2 Bahan baku tersedia dalam waktu lama dan kontinyu, 3 Harga bahan baku harus murah 4 Kualitas gizi bahan baku harus terpenuhi, protein 20â60% optimum 30â36%, lemak 4â18%, karbohidrat 10 â50%, vitamin. JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 P-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 E-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri⊠4 Available at Kandungan protein pakan ikan nila berdasarkan SNI 01-7242-2006 minimal 25%. Hal yang sama pernyataan Jobling 1994 bahwa kebutuhan protein untuk ikan air tawar berkisar 25-35%, sedangkan menurut FAO 2016 berkisar 30-35%. Sedangkan berdasarkan sumber proteinnya, ikan nila mampu beradaptasi dengan jenis pakan yang bersumber dari bahan nabati seperti tepung kedelai, tepug jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng gondok El-Sayed dan Tacon 1997;; lamtorogung dicampur cairan rumen Widyanti 2009; Eceng gondok Pratiwi 2015; tepung bioflok Pasha 2015; Ceratophyllum sp Alim 2016; rumput laut Putri 2017; Rifaldianto 2016. Retensi protein mengekspresikan besarnya tambahan protein tubuh dari protein yang dikonsumsi Soedibya 2013. Retensi protein yang tinggi akan menyebabkan ikan memanfaatkan lemak dan karbohidrat secara efektif sebagai sumber energi protein sparring effect dalam pakan, sehingga protein digunakan untuk pertumbuhan. Komponen pakan lainnya adalah karbohidrat. Kebutuhan karbohidrat ikan nila belum diketahui secara pasti, namun menurut FAO 2016, maksimal berkisar 40% dan lemak minimum 10-15%. Komponen vitamin dan mineral sangat kecil dosisnya dalam pakan, namun sangat penting untuk reproduksi, kesehatan dan metabolisme ikan. Selain komponen utama, faktor yang harus diperhatikan ketersediaannya dalam pakan adalah serat kasar, dengan kisaran 8-10% berat kering FAO 2016. Untuk memilih bahan baku pakan, kecernaan pakan harus pula dipertimbangkan. Kecernaan pakan ini merupakan tahap awal untuk mengevaluasi potensi bahan baku yang akan digunakan.. Kecernaan nutrient ini menunjukkan banyaknya banyaknya komposisi nutrient yang diserap dan digunakan untuk pertumbuhan serta proses metabolismenya Zhou et al. 2004; NRC 2011. Kecernaan tepung polar sebesar 82,87%, tepung bungkil kedelai 91,12% dan tepung ikan 83,53% Ribeiro et al. 2011. Kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini terdiri atas pemilihan bahan baku pakan; menghitung kebutuhan bahan baku; penepungan; penimbangan; pencampuran pakan; pelleting pakan; penjemuran pakan; dan uji pakan secara fisik, kimia dan biologi pakan. Peramuan Pakan Tahap pertama dalam meramu pakan adalah menghitung kebutuhan bahan baku dengan menggunakan metode âBujur Sangkarâ. Sedangkan pembuatan pakan mengacu pada SNI 01-7242-2006 tentang pakan buatan untuk ikan nila Oreochromis spp pada budidaya intensif. Tabel 1. Bahan baku untuk pembuatan pakan ikan dengan kandungan protein 25 % berdasarkan hasil perhitungan metode bujur sangkar. JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 P-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 E-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri⊠5 Available at Tanpa tepung jagung kuning Pelleting Pakan Pembuatan pakan bentuk pellet dilakukan dengan cara mencampur langsung bahan perekat dengan campuran bahan pakan pada saat masih kering. Apabila bahan perekat dipisahkan, maka bahan tersebut diseduh dengan air mendidih sampai mengental seperti lem encer. Setelah itu bahan perekat dicampur dengan bahan-bahan lainnya. Pencampuran bahan dimulai dengan bahan yang volumenya sedikit sedangkan bahan berupa pasta dicampurkan paling akhir. Bahan perekat yang dibuat adonan tersendiri, dicampurkan paling akhir. Adonan yang masih kurang basah dapat ditambah air sedikit demi sedikit. Apabila bahan perekat dicampur langsung dengan bahan-bahan lainnya, maka pembuatan adonan dilakukan dengan menambahkan air panas ±1/4 berat bahan baku. Pengadukan dilakukan di atas api kecil dan dilakukan hingga terjadi perubahan warna. Setelah adonan dingin, dilakukan pencetakan dengan pencetak pellet dan akan diperoleh bentuk batangan-batangan. Batangan basah tersebut dipotong-potong sepanjang 3 cm. Pelet basah yang telah dipotong dijemur hingga kadar airnya mencapai 10- 20% yang ditandai dengan pelet yang keras dan mudah patah. Untuk membuat pakan bentuk remah dan tepung hanya dilanjutkan dengan menggiling pellet yang telah kering di atas dengan mesin penggiling. Ukuran butiran tergantung pada setelan gigi-gigi penggilas alat penggiling. Tepung kasar dan halus dipisahkan dengan ayakan. Pakan untuk benih berumur 20-40 hari, digunakan ayakan dengan mesh size 40-75”m atau 75-105 ”m, sedangkan untuk benih berumur 40-80 hari, digunakan ayakan mesh size > 105 ”m. Manajemen Pemberian Pakan Dosis pakan yang diberikan pada ikan disesuai dengan bobot ikan. Menurut Sumarno 1991, jumlah pakan yang sesuai dengan kapasitas lambung atau sesuai dengan waktu ikan membutuhkan pakan perlu diperhatikan karena hal ini akan menentukan waktu yang tepat untuk melakukan pemberian pakan maupun dosis pakan. Secara umum pada umur 1-2 bulan ikan diberi pakan dengan dosis 5-10% dari bobot tubuh, sedangkan pada saat lebih dari umur 2 bulan diberi pakan dengan dosis 5% dari bobot tubuh perhari. Frekuensi pemberian pakan ikan adalah 2 kali per hari, yakni pagi dan sore hari. Pakan yang diberikan sebaiknya habis dalam 5 menit. Jika pakan tidak habis dalam 5 menit berarti ikan ada gangguan. Setiap kolam harus dibuatkan tabel pakan sendiri sesuai dengan kepadatan ikan yang ditebar dan target produksi. JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 P-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 E-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri⊠6 Available at Produksi Ikan Evaluasi terhadap pelaksanaan program adalah terlaksananya seluruh tahap kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan IbM, yang pada akhirnya akan terlihat pada terjadinya peningkatan produksi berupa hasil panen total ikan nila dan perbaikan kualitas hasil panen bobot ikan per ekor dalam satu siklus pemeliharaan. Hasil pengamatan kualitas air dan evaluasi produksi kegiatan PKM masing-masing dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Kisaran kualitas air pada kolam budidaya ikan nila di Desa Coppo Tompong, Kecamatan Mandalle, Pangkep. Alkalinitas total ppm CaCO3 Tabel 3. Evaluasi produksi kegiatan PKM produksi pakan ikan pada budidaya ikan nila di Desa Coppo Tompong, Kecamatan Mandalle, Pangkep. Padat tebar ikan 0,2 ha Size panen ikan 4 bulan 4. KESIMPULAN Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan maka disimpulkan - Petani dapat menerima inovasi tentang pentingnya diversifikasi usaha dalam kegiatan pertanian berdasarkan sumberdaya yang ada. - Petani telah mampu mempersiapkan bahan baku beserta seluruh sarana pendukung untuk pembuatan pakan. - Petani telah mampu melakukan pembuatan pakan murah dan pemeliharaan ikan nila. - 5. UCAPAN TERIMA KASIH Diucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat DRPM Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat PKM ini. 6. DAFTAR PUSTAKA Alim, 2016. Evaluasi tepung Ceratophyllum sp sebagai bahan pakan untuk ikan nila Oreochromis niloticus. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. El-Sayed, & Tacon, 1997. Fishmeal replacers for Tilapi; a review. Cah. Opt. Mediterran. 22; 205-224. Food and Agriculture Organization of the United Nations FAO 2016. Handbook of utilization of aquatic plants PartIII Water mineral and protein content and productivity of aquatic plants. [diacu 2017 Agustus] tersedia dari http/ JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 p-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 e-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri⊠7 Available at Halver, & Hardy, 2002. Fish Nutrition 3th ed.. New York-London Acadmic Press. Jobling, M. 1994. Food intake in fish. Norwegian College of fishery science NFH. University of Tromso 9037, Norway. [NRC] Nasional Research Counsil. 1993. Nutrient requirement of warm water fishes and shelfish. Nutritional academy of science, Washington 102p. Pasha, 2015. Kecernaan pakan dengan penambahan tepung bioflok dan pengaruhnya terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila dan ikan mas. ikan nila. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Putri, 2017. Potensi penggunaan rumput laut Caulerpa lentillifera sebagai bahan baku pakan ikan nila Oreochromis niloticus. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pratiwi, D. 2015. Pemanfaatan fitoremediator eceng gondok Eichornia crassipes dalam produksi ikan nila Oreochromis niloticus ukuran 5 cm. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ribeiro, Lanna, Bomfim, Donzele, Quadros, M., Cunha, 2011. True and apparent of protein and amino acid of feed in nile tilapia. Revista Brasileira de zootecnia. 405. 939-946. Rifaldianto, Z. 2016. Pemanfaatn tepung rumput laut Rhodymenia sp pada pakan ikan Oreochromis niloticus sebagai peningkat pertumbuhan. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Soedibyo, 2013. Ikan nila gift Oreochromis niloticus yang diberi pakan mengandung probiotik. Jurnal Aquakultur indonesia. 122106-112. Standar Nasional Indonesia 01-2715-1996. 1996. Tepung ikan/bahan baku pakan. Direktorat Perbenihan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Standar Nasional Indonesia 01-7242-2006. 2006. Pakan buatan untuk ikan nila Oreochromis spp. pada Budidaya Intensif.. Direktorat Perbenihan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Sunarno, 1991. Pemeliharaan ikan jelawat Leptobarsa hoeveni dengan frekuensi pemberian pakan berbeda. Bulletin Penelitian Perikanan Darat. 102 76-80 Widyanti, W. 2009. Kinerja pertumbuhan ikan nila Oreochromis niloticus yang diberi berbagai dosis enzim cair rumen pada pakan berbasis daun lamtorogung Leucaena leucocephala. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Wilson, 2002. Amino acids and proteins. Di dalam; Halver J, Hardy RW, editors. Fish Nutrition. ndon, New York Academic Press. hlm 143-179. Zhou, Tan, Mai, Liu, 2004. Apparent digestibility of select feed ingredients for juvenile cobia Rachycentron canadum. Aquaculture. 241441-451. ... Dijelaskan pula potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, potensi pasar ikan nila dan keuntungan yang dapat diperoleh serta keberlanjutan usaha. Amrullah et al., 2018 . ...Sutrianika SutrianikaRury FebrinaPenelitian ini bertujuan untuk menilai atau mengevaluasi hasil program pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan kolam ikan penelitian menggunakan kualitatif penelitian evaluasi program menunjukkan dengan adanya evaluasi hasil,evaluasi proses dan evaluasi dampak pada evaluasi pengembangan kolam ikan nila sebagian besar sudah sesuai dengan tujuan program dengan apa yang evaluasi proses adanya pembinaan dan pelatihan dalam pengembangan kolam ikan,penyedian sarana dan prasarana sertapengembangan usaha kolam ikan yang merupakan strategi yang cukup baik terhadap pelaksanaan program pengembangan kolam ikan nila dan terdapat beberapa kendala pada evaluasi proses yaitu dari segi pemasaran hasil pembudidaya seperti pembeli yang tidak pasti, modal yang tidak jalan dan anggapan masyarakat terhadap pembudidayaan kolam ikan masih evaluasi dampak dalam pengembangan budidaya kolam ikan nila ini sudah membawakan dampak yang positif kepada masyarakat dalam pengembangan kolam ikan nila yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,membuka peluang usaha bagi masyarakat serta untuk mengatasi masalah pengangguran ekonomi.... Selain itu petani ikan di Kelurahan Sukamaju memperoleh pakan ikan yang mengandung kunyit untuk satu siklus pemeliharaan. Menurut Heriansah dan Aspari 2016 danAmrullah et al., 2018 pembuatan pakan dengan penambahan bahan alami seperti kunyit dan probiotik dapat meningkatkan kualitas pakan dan juga meningkatkan imunitas ikan. ...Morina RiauwatyYusni I. SiregarIsma Muyani Indra LesmanaSukamaju Village that is located in the Sail Sub Regency, Pekanbaru is potential for developing fish culture. The knowedge of the community in fish culturing method, however, is relatively low and to improve it, a socialization program has been conducted in July-September 2020. The community was trained to culture fish and fed the fish with turmeric enriched pellets through mentorial and practice in fish feed pellet manufacture and fish rearing. The progress was monitored weekly and evaluated by the 8th week. Results shown that the community was able make fish feed pellets and also able to culture the fish. The result of monitoring and evaluation shown that the fish farmer in Sukamaju Village is commited to develop the turmeric enriched fish fed pellet processing as the effort of program Kedung Ombo di Kabupaten Sragen telah dikembangkan untuk usaha budi daya perikanan dengan sistem keramba jaring apung KJA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha dan faktor yang mempengaruhi keuntungan budi daya ikan nila di KJA dan menganalisis saluran pemasaran ikan nila tersebut. Metode analisis data yang digunakan meliputi 1 analisis biaya dan pendapatan; 2 analisis R/C ratio; 3 analisis regresi linier berganda; serta 4 analisis pemasaran. Hasil analisis menunjukkan biaya usaha budi daya ikan nila sistem keramba jaring apung sebesar penerimaan dan pendapatan bersih Efisiensi usaha budi daya ikan nila sebesar 1,3. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya pakan, biaya tenaga kerja, dan umur pembudi daya berpengaruh secara nyata terhadap keuntungan usaha budi daya ikan nila sistem keramba jaring apung. Saluran pemasaran tipe III pembudi daya â konsumen luar Solo Raya merupakan saluran pemasaran paling efisien terpendek, dan mempunyai margin pemasaran yang paling rendah dan farmerâs share paling tinggi. Oleh karena itu, rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan usaha budi daya ikan nila dengan melakukan pelatihan pembuatan pakan mandiri, sedangkan untuk meningkatkan pendapatan pembudi daya perlu diversifikasi usaha melalui usaha pemasaran ikan Tilapia Aquacuture Using Floating Net Cage System and Its Marketing in Sragen RegencyKedung Ombo Reservoir in Sragen regency have been develop aquaculture using the floating net cage system. This study aimed to analyze the tilapia culture using floating net cage system, analyze the factors influence to Tillapia aquaculture, and to analyze the marketing channel of tilapia floating net cage system. Data were collected and analyzed with various methods, includes1 Cost and benefit analysis; 2 R/C ratio; 3 Multiple linear regression analysis; and 4 marketing channel analysis. The results show that the cost of tilapia cuture is Rp131,481, revenue is Rp182,234, and net income is Rp50,753, The business efficiency of tilapia is Socio-economic factors such as feed cost, labor cost, and age of farmers are significantly influenced to the profits of tilapia fish farmers floating net cage system. The marketing channel type III farmers to consumers outside Solo Raya of tilapia is the most efficient marketing channel due to the lowest marketing margin and highest farmerâs share. Therefore, recommendation for improving tilapia aquaculture is to conduct the training for independent feed production. Business diversification through marketing activitiy is intake in fish. Norwegian College of fishery science NFHM JoblingJobling, M. 1994. Food intake in fish. Norwegian College of fishery science NFH. University of Tromso 9037, requirement of warm water fishes and shelfish. Nutritional academy of scienceNasional Research Counsil. 1993. Nutrient requirement of warm water fishes and shelfish. Nutritional academy of science, Washington pakan dengan penambahan tepung bioflok dan pengaruhnya terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila dan ikan mas. ikan nila. Tesis. Institut Pertanian BogorH K PashaPasha, 2015. Kecernaan pakan dengan penambahan tepung bioflok dan pengaruhnya terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila dan ikan mas. ikan nila. Tesis. Institut Pertanian Bogor, penggunaan rumput laut Caulerpa lentillifera sebagai bahan baku pakan ikan nila Oreochromis niloticusN T PutriPutri, 2017. Potensi penggunaan rumput laut Caulerpa lentillifera sebagai bahan baku pakan ikan nila Oreochromis niloticus. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
03 1-7-2013 -Pengolahan & Penyajian Makanan Kontinental , XI Boga/Sm Gasal Sama dengan kaldu ayam, hanya tulang yang digunakan adalah tulang sapi muda dan lamanya 5-6 jam. c. Kaldu Kambing Sama dengan kaldu sapi muda, hanya sayuran penyedapnya ditambah dengan cengkeh. Waktu memasaknya 3-4 jam. d. Kaldu Ikan Untuk membuat kaldu ini, sebaiknya dipilih tulang ikan yang tidak berbau keras. Kakap sangat baik digunakan untuk membuat kaldu. Selain tulangnya, dapat juga dimakan kulit atau kepala ikan. Waktu memasak antara 20-25 menit. 2. Kaldu Coklat Kaldu ini dibuat degan tulang sapi yang disaute, setelah berwarna coklat, ditambah dengan mirepoix. Untuk memberikan warna yang baik, biasanya juga digunakan tomato pasta dan fresh tomato. Setelah diberi air, didihkan selama 55-60 menit jam. Kaldu ini disaring untuk dijadikan dasar sauce coklat dan beberapa macam soup seperti french onion soup dan ox-tail soup. Lasiamana, 2013 D. Alat Khusus yang Digunakan Alat-alat yang digunakan untuk membuat stock 1. Stock pot ; sering diberi keran di dasarnya untuk menuangkan stock dari dasar panci- Gunanya agar stock yang disaring tetap bebas dan temak atau noda yang mungkin mengambang di permukaan. 2. Roasting pan, pan yang digunakan untuk mencoklatkan tulang dalam pembuatan brown stock. 3. Chopping board atau chopping block, digunakan untuk tempat memotong tulang, baik tulang yang besar maupun yang kecil. 4. Bone knife, pisau tulang 5. Vegetable knife, pisau yang diguakan untuk memotong dan mengiris sayuran. 6. Conical strainer, saringan yang berbentuk kerucut dan digunakan untuk menyaring stock sehingga bebas dari noda. Pada saat menyaring stock semua bahan padat dankotoran akan menghadap ke dasar. 7. Tammy cloth atau muslim cloth, kain yang digunakan untuk menyaring stock . 8. Perforated spoon, digunakan untuk mengangkat temak atau busa yang mengapung di permukaan stock. E. Cara Pembuatan Stock Cara pembuatan White Stock 1. Tulang dipotong kecil dibuang lemaknya. 2. Tulang di-blanching dari air dingin hingga mendidih dalam waktu sebentar saja. 3. Tulang dicuci bersih dengan menggunakan air dingin. SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA F/751/WKS K/05 03 1-7-2013 -Pengolahan & Penyajian Makanan Kontinental , XI Boga/Sm Gasal 4. Tulang + air dingin + mirepoix direbus hingga mendidih 100ÂșC beberapa saat kemudian api dikecilkan hingga mencapai suhu dibawah titik didih simmering ditandai dengan keluarnya gelembung-gelembung air dan memecah dipermukaan secara perlahan. 5. Dimasak pada suhu simmer 95ÂșC â 98ÂșC untuk tulang sapi/ kambing selama 3-4 jam, ayam 2 jam, ikan ± 20 menit. 6. Lakukan proses skimming untuk menghilangkan kotoran/ buih yang mengapung dipermukaan untuk mendapatkan kaldu yang jernih. 7. Setelah waktu dan proses sesuai dengan prosedur, kaldu disaring menggunakan conical strainer/ tammy cloth/ saringan/ kain penyaring. Cara pembuatan Brown Stock 1. Tulang dipotong kecil dibuang lemaknya. 2. Tulang diroasting, digososngkan sampai coklat kemudian ditambahkan mirepoix hingga warnanya coklat tua atau bisa juga melalui proses sauteing dengan cara selalu mengaduk pada roasting pan diatas kompor. 3. Buang sisa lemak yang ada, tulang dan mirepoix dituang ke stock pot. Kemudian tuang air pada roasting pan untuk mengambil residu yang menempel dengan cara digosok dengan wooden spatula, kemudian didihkan sebentar, tuang kedalam stock pot. 4. Tulang + air dingin + bouquet garnie direbus hingga mendidih 100ÂșC Setelah mendidih simmer stock 5. Dimasak pada suhu simmer 95ÂșC â 98ÂșC untuk tulang sapi/ kambing selama 1,5 â 2 jam. 6. Lakukan proses skimming untuk menghilangkan kotoran. 7. Kaldu disaring menggunakan conical strainer/ saringan atau tammy cloth/kain penyaring. Yogyakarta, 10 Agustus 2016 Yulien Siti Juwaiseh, Yupi Diah Retnaningsih SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA F/751/WKS K/05 03 1-7-2013 -Pengolahan & Penyajian Makanan Kontinental , XI Boga/Sm Gasal RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. Nama Sekolah SMK Negeri 4 Yogyakarta Program Keahlian Tata Boga Mata Pelajaran Pengolahanan dan Penyajian Makanan Kontinental Kelas / Semester XI / Gasal Materi Pokok Sauce Pertemuan 1 x Pertemuan Alokasi Waktu 7 x 45 menit 360 menit L. Kompetensi Inti 9. Menghayati dan mensyukuri ajaran agama yang dianutnya 10. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 11. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, dan procedural dalam pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab phenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. 12. Mengolah,menyaji dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA F/751/WKS K/05 03 1-7-2013 -Pengolahan & Penyajian Makanan Kontinental , XI Boga/Sm Gasal M. Kompetensi Dasar dan Indikator No. Kompetensi Dasar Indikator Membuat sauce dasar Siswa dapat membuat bĂ©chamel sauce Siswa dapat membuat veloute sauce dapat membuat brown sauce/espagnole sauce Membuat sup jernih Siwa dapat membuat consome N. Tujuan Pembelajaran Melalui pengamatan gambar dan kegiatan diskusi kelompok siswa diharapkan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat 7. Siswa dapat membuat bĂ©chamel sauce 8. Siswa dapat membuat veloute sauce 9. Siswa dapat membuat brown sauce/espagnole sauce 10. Siswa dapat membuat sup jernih consome O. Materi Pembelajaran 10. Resep membuat bĂ©chamel sauce 11. Resep membuat veloute sauce 12. Resep membuat brown sauce/espagnole sauce 13. Resep membuat consome 14. Metode Pembelajaran 4. Pendekatan Scientific Ilmiah 5. Model Problem based learning dan Discovery Learning 6. Metode Diskusi, presentasi, dan unjuk kerja 15. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran Media Video, bahan membuat sauce, dan jobsheet Alat/bahan SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA F/751/WKS K/05 03 1-7-2013 -Pengolahan & Penyajian Makanan Kontinental , XI Boga/Sm Gasal Laptop dan proyektor, pisau, talenan, ladle, skimming spoon, conical strainer, spatula kayu, sauce pan, roux, mirepoix, stock, seledri. daging sapi, telur ayam Sumber Belajar Jobsheet dan buku pengetahuan dan pengolahan makanan 16. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa. Guru mengkondisikan siswa serta kondisi ruangan kelas Guru memberikan apersepsi Apakah ada yang pernah membuat sauce untuk makan sehari-hari di rumah? Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 30 menit Kegiatan Inti Mengamati âąSiswa mengamati video pembuatan bĂ©chamel sauce, veloute sauce,brown sauce/espagnole sauce,consome Menanya âąMengajukan pertanyaan tentang titik kritis dalam pembuatan sauce Mengumpulkan Data âąGuru menentukan bĂ©chamel sauce, veloute sauce,brown sauce/espagnole sauce, dan consome sebagai materi praktikum âą Guru memberikan jobsheet praktikum âą Siswa secara berkelompok berdiskusi
118 BAB VIII MENYIAPKAN KALDU DAN SAUS A. Menyiapkan Kaldu 1. Pengertian Stock Kaldu Stock merupakan bahan yang penting dalam bidang pengolahan. Pentingnya stock ditunjukan dalam bahasa Perancis yang disebut Fond . Fond atau Fondamen dalam bahasa Perancis artinya dasar. Untuk itu menyiapkan stock dibutuhkan keterampilan khusus, karena begitu banyaknya hasil olahan yang tergantung pada hasil olah stock. Pengertian stock menunjukan bahan cair yang jemih, kental tanpa bahan pengental diaromai dengan substansi- substansi yang diekstrasikan dari daging, baik daging sapi, ayam, ikan maupun tulang-tulang beserta sayuran pengaroma. Stock adalah cairan yang dihasilkan dari rebusan daging atau tulang, sayuran dan bumbu-bumbu dengan panas sedang sehingga zat ekstrak yang lerdapat di dalamnya larutan dalam cairan tersebut. Berdasarkan definisi di atas dapat dilihat bahwa stock mempunyai tiga komponen dasar yaitu - Tulang atau daging; bahan ini memberi rasa dan ciri khas pada stock, nama stock diberikan berdasarkan pada bahan dasar yang digunakan. - Sayur-sayuran yang akan memberi aroma pada stock. - Bumbu seasoning yang meningkatkan rasa pada stock. Stock saat ini sudah banyak terdapat di pasaran dalam bentuk cube dadu kristal atau cairan. 2. Bahan-bahan yang Digunakan untuk Membuat Stock. Ada 5 lima komponen bahan yang saling melengkapi dalam pembuatan stock yaitu 1 Tulang Tulang merupakan bahan terbanyak . Hampir semua aroma dari bahan utama stock diambil dari tulang, baik tulang sapi beef , sapi muda veal, ayam chicken, ikan fish kadang-kadang juga digunakan kambing, babi dan binatang buruan. Jenis tulang yang digunakan menentukan macam stock. Di unduh dari 119 2 Daging Dikarenakan daging harganya relatif mahal daging jarang digunakan, kecuali pada chicken stock . Broth dibuat dari proses simmer daging atau unggas, dan kadang- kadang hanya merupakan basil sampingan dari daging atau ay am.. Broth menunjukan bahan cair yang beraroma penuh dari proses simmer. 3 Mirepoix Mirepoix memiliki nilai penting setelah tulang dalam pembuatan stock. Mirepoix merupakan kombinasi antara bawang bom bay, wortel dan seledri. mirepoix memiliki bahan yang lebih bervariasi, karena termasuk juga daun bawang dan salah satu dari herb. White mirepoix dibuat tanpa wortel, ini dilakukan apabila dikehendaki stock tanpa warna, dapat juga ditambahkan jamur. Loncang dapat menggantikan sebagian bawang bombay dan dapat memberi rasa yang lebih istimewa. 4 Produk-produk asam Asam, diperlukan untuk memudahkan larutan jaringan pengikat. Produk-produk tomat memberi sumbangan aroma dan rasa asam untuk brown stock, tetapi white stock tidak menggunakan asam, sebab asam akan memberi warna yang tidak diinginkan. Penggunaan tomat dalam proses pembuatan brown stock perlu hati-hati, sebab dapat membuat stock menjadi buram. 5 Garam dan spice. Penggunaan garam dapat dilakukan dalam jumlah yang kecil saja ringan, karena fungsinya hanya untuk mengekstrasikan flavor. Namun umumnya stock tidak menggunakan garam, garam baru ditambahkan apabila stock akan dijadikan soup atau saus. Demikian juga dengan herb dan spice hanya digunakan ringan-ringan saja, karena herb dan spice tidak pemah mendominasi stock. Blasanya herb dan spice ini diikat dalam kantong dari cheesecloth yang disebut sachet. Sachet diikat tali yang dipasangkan pada stock pot sehingga memudahkan mengambilnya sewaktu-waktu. Bouquet garni pada umumnya merupakan herb segar yang diikat dengan tali bukan sesuahi yang dimasukan ke dalain cheesecloth, Di unduh dari 120 3. Macam macam
ikan yang baik digunakan untuk pembuatan stock adalah